KATA
PENGANTAR
بسم الله الرحمن الرحيم
Assalamualaikum
Warahmatullahi Wabarakatuh
Puji
dan Syukur senantiasa kami panjatkan kehadirat ALLAH SWT. Karena atas
karunia dan hidayah-nya Sehingga kami mampu menyelesaikan penyusunan laporan
praktikum “ larutan elektrolit dan
larutan non elektrolit”.
Kami menyadari bahwa laporan praktikum ini
dapat terselesaikan dari dukungan berbagai aspek. Oleh karena itu, dengan
segala keikhlasan dan kerendahan hati, kami ucapkan banyak terima kasih kepada
:
1. Bu Marwah S,Pd sebagai guru kimia yang membimbing kami
2.
Kak
Rastina Rahman sebagai tutor yang sudah berusaha mengarahkan kami dalam
praktikum ini.
Penyusunan laporan praktikum ini telah
diusahakan semaksimal mungkin dan sesuai format
yang telah ditetapkan. Mengenal isi laporan telah di upayakan sesuai
sesuai dengan tujuan praktikum dengan didasarkan pada berbagai sumber referensi
lainnya
Akhirnya kami berharap semoga laporan ini bisa
memberikan manfaat bagi kita semua. Kami menyadari bahwa laporan ini belum
sempurna, untuk itu kami mohon kritik dan saran yang membangun agar laporan ini
bisa jadi lebih baik.
Waalaikum Salam Warahmatullahi Wabarakatuh
Pinrang, 10 Februari 2015
Penyusun
LEMBAR
PERSETUJUAN
PENGAMATAN
LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON ELEKTROLIT
Hari/Tanggal :
Rabu, 4 Februari 2015
Tempat :
Laboratorium Kimia SMA NEGERI 1 PINRANG
Waktu :
15.00-16.15
Tim peyusun :
Ketua Kelompok :
- Erwin Afrendi
Anggota : - Hismayanti - Nur Fauzi Pais
- Nurul Wahida - Mughni Mashuri
- Anggi Wahyudi - Fitriani Sridar
- Sukmawati - Fandi Ahmad Jk Miru - Muh Amin Nur
Pinrang, 10 Februari
2015
Mengetahui
Tutor
Ketua Kelompok
Rastinah Rahman
Erwin Afrendi
Nis: 15740 Nis: 16420
Guru Kimia
Marwah S,Pd
Nip:
LEMBAR
PENGESAHAN
PENGAMATAN
LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON ELEKTROLIT
Hari/Tanggal :
Rabu, 4 Februari 2015
Tempat :
Laboratorium Kimia SMA NEGERI 1 PINRANG
Waktu :
15.00-16.15
Tim peyusun :
Ketua Kelompok :
- Erwin Afrendi
Anggota : - Hismayanti - Nur Fauzi Pais
- Nurul Wahida - Mughni Mashuri
- Anggi Wahyudi - Fitriani Sridar
- Sukmawati - Fandi Ahmad JK Miru - Muh. Amin Nur
Pinrang, 10
Februari 2015
Mengetahui
Tutor
Ketua Kelompok
Rastinah Rahman
Erwin
Afrendi
Nis: 15740 Nis: 16420
Guru Kimia
Marwah S,Pd
Nip
DAFTAR ISI
Sampul Dalam …………………………………………………………………..........................i
Kata Pengantar…………………………………..………………………………………………ii Lembar Persetujuan………………………………...…………………………………………...iii
Lembar Pengesahan…………………………………..…………………………..……….…….iv Daftar
Isi………………………………………………..…………………………………….…v
BAB 1 PENDAHULUAN
A.Latar Belakang…………………………………………………..…….……….……...1
B.Rumusan Masalah…………………………………………….…..…….……………..2
C.Tujuan Penelitian…………………………………………………..…….…………….2
D. Tinjauan Pustaka…….………………………………………………………………..2
BAB II METODE
PENELITIAN
A.Alat dan Bahan………………………………………………………...…………...….4
B.Langkah Kerja…………………………………………………...……………………..4
BAB III PEMBAHASAN
A.Hasil Analisis...………………………………………………...……………………….6
B.Pembahasan…………………………………………………………………………….7
BAB IV PENUTUP
A.Kesimpulan……………………………………………………………………….…...10
B.Saran…………………………………………………………………………………..10
DAFTAR PUSATAKA
LAMPIRAN
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG
Larutan adalah campuran homogen yang
terdiri dari dari dua atau lebih zat. Zat yang jumlahnya lebih sedikit di dalam
larutan disebut (zat) terlarut atau solute, sedangkan zat yang jumlahnya
lebih banyak daripada zat zat lain dalam larutan disebut pelarut dan solven.
Komposisi zat terlarut dan zat pelarut dalam larutan dinyatakan dalam
konsentrasi larutan, sedangkan proses pencampuran zat terlarut dan pelarut membentuk
larutan disebut pelarutan atau solvasi.
Contoh larutan yang umum dijumpai adalah
padatan yang dilarutkan dalam cairan, seperti garam atau gula dilarutkan dalam
air. Gas juga dapat pula dilarutkan dalam cairan, misalnya karbon dioksida atau
oksigen dalam air. Selain itu, cairan dapat pula larut dalam cairan lain,
sementara gas larut dalam gas lain.
Berdasarkan kemampuannya menghantakan
listrik larutan dapat dibedakan menjadi larutan elektrolit dan larutan
nonelektrolit. Larutan elektrolit adalah larutan yang dapat menghantarkan arus
listrik dengan memberikan gejala berupa menyalanya lampu pada alat uji atau
timbulnya gelmbung gas dalam larutan .Larutan yang menunjukan gejala – gejala
tersebut pada pengujian tergolong ke dalam larutan elektrolit. Larutan ini
memberikan gejala berupa menyalanya lampu atau timbulnya gelembung gas dalam
larutan. Larutan elektrolit mengandung partikel-partikel yang bermuatan (kation
dan anion). Larutan ini dapat bersumber dari senyawa ion (senyawa yang
mempunyai ikatan ion) atau senyawa kovalen polar (senyawa yang mempunyai ikatan
kovalen polar). Larutan elektrolit kuat adalah larutan yang dapat menghantarkan
arus listrik dengan baik. Hal ini disebabkan karena zat terlarut akan terurai
sempurna (derajat ionisasi = 1) menjadi ion-ion sehingga dalam larutan tersebut
banyak mengandung ion-ion. Karena banyak ion yang dapat menghantarkan arus
listrik, maka daya hantarnya kuat.
Contohnya: NaCl. Larutan elektrolit lemah adalah larutan yang dapat menghantarkan arus listrik dengan lemah. Hal ini disebabklan karena zat terlarut akan terurai sebagian (derajat ionisasi = 0 < α < 1) menjadi ion-ion sehingga dalam larutan tersebut sedikit mengandung ion. Hal ini disebabkan tidak semua terurai menjadi ion-ion (ionisasi tidak sempurna) sehingga dalam larutan hanya ada sedikit ion-ion yang dapat menghantarkan arus listrik. Contohnya: air biasa, dan NH3.
Contohnya: NaCl. Larutan elektrolit lemah adalah larutan yang dapat menghantarkan arus listrik dengan lemah. Hal ini disebabklan karena zat terlarut akan terurai sebagian (derajat ionisasi = 0 < α < 1) menjadi ion-ion sehingga dalam larutan tersebut sedikit mengandung ion. Hal ini disebabkan tidak semua terurai menjadi ion-ion (ionisasi tidak sempurna) sehingga dalam larutan hanya ada sedikit ion-ion yang dapat menghantarkan arus listrik. Contohnya: air biasa, dan NH3.
Larutan nonelektrolit adalah larutan yang tidak
dapat menghantarkan arus listrik dengan memberikan gejala berupa tidak ada
gelembung dalam larutan atau lampu tidak menyala pada alat uji. Larutan yang
menunjukan gejala – gejala tersebut pada pengujian tergolong ke dalam larutan
nonelektrolit. Pada larutan non elektrolit,
molekul-molekulnya tidak terionisasi dalam larutan, sehingga tidak ada ion yang
bermuatanyang dapat menghantarkan arus listrik. (derajat ionisasi = 0).
Contohnya: Larutan urea, dan glukosa.
B. RUMUSAN MASALAH
1.
Bagaimana cara membedakan larutan elektrolit dan non
elektrolit?
2.
Bagaimana cara mengetahui jenis larutan yang termasuk
elektrolit dan non elektrolit?
C. TUJUAN PENELITIAN
1.
Untuk mengamati dan mempelajari perbedaan larutan
elektrolit dan non elektrolit
2.
Untuk mengamati dan mempelajari jenis larutan yang
termasuk elektrolit dan non elektrolit
D.TINJAUAN PUSTAKA
Pengertian Praktikum
Metode praktikum merupakan suatu cara penyajian bahwa
pelajaran dan siswa melakukan percobaan dengan mengalami untuk membuktikan
sendiri sesuatu pertanyaan atau hipotesis yang dipelajari dan sebagai salah
satu mengajar dimana siswa melakukan suatu percobaan tentang suatu hal,
mengamati prosesnya serta melakukan hasil suatu percobaan kemudian hasil
pengamatan itu disampaikan di kelas dan dievaluasikan guru.
- Mendapatkan atau menemukan suatu konsep, mencapai suatu definisi sampai mendapatkan dalil-dalil atau hukum-hukum melalui percobaan yang dilakukannya.
- Membuktikan atau menguji kebenaran secara nyata tentang suatu konsep yang telah dipelajari.
Menurut Djamarah dan Zain (2002:95) memberi pengertian bahwa
metode praktikum adalah proses pembelajaran dimana peserta didik melakukan dan
mengalami sendiri, mengikuti proses, mengamati obyek, menganalisis, membuktikan
dan menarik kesimpulan suatu obyek, keadaan dan proses dari materi yang
dipelajari tentang gejala alam dan interaksinya. Sehingga dapat menjawab pertanyaan
“bagaimana prosesnya? terdiri dari unsur apa? Cara mana yang lebih baik?
Bagaimana dapat diketahui kebenaranya? yang semuanya. didapatkan melalui
pengamatan induktif”.
Praktikum dapat dilakukan pada suatu laboratorium atau
diluar laboratorium, pekerjaan praktikum mengandung makna belajar untuk
berbuat, karena itu dapat dimasukkan dalam metode .
BAB II
METODE PENELITAN
A. ALAT DAN BAHAN
Alat : Bahan
:
-Elektroda -Air
Mineral
-Gelas Ukur -Garam/NaCL
-Kabel Penghubung -Gula
-Baterai -Cuka
-Lampu
-Sendok
-Papan Uji
B.
LANGKAH KERJA
1.
Garam
- Pertama-tama masukkan garam kedalam gelas ukur
sebanyak 40 ml.
- Masukka air kedalam gelas ukur sebanyak 80 ml.
- Kemudian, aduk larutan garam dan air hingga
larut.
- Masukkan elektroda yang sudah di hubungkan dengan
kabel penghubung ke dalam gelas ukur.
- Hubungkan kabel dengan baterai.
- Terdapat gelembung gas dan lampu menyala terang.
2. Gula
- Pertama-tama masukkan gula kedalam gelas ukur
sebanyak 40 ml.
- Masukka air kedalam gelas ukur sebanyak 80 ml.
- Kemudian, aduk larutan gula dan air hingga larut.
- Masukkan elektroda yang sudah di hubungkan dengan
kabel penghubung ke dalam gelas ukur.
- Hubungkan kabel dengan baterai.
- Tidak terdapat gelembung gas dan lampu tidak
menyala.
3. Cuka
- Pertama-tama masukkan cuka kedalam gelas ukur
sebanyak 40 ml.
- Masukka air kedalam gelas ukur sebanyak 80 ml.
- Kemudian, aduk larutan cuka dan air hingga larut.
- Masukkan elektroda yang sudah di hubungkan dengan
kabel penghubung ke dalam gelas ukur.
- Hubungkan kabel dengan baterai.
- Terdapat gelembung gas dan lampu menyala redup.
BAB
III
PEMBAHASAN
A.
HASIL ANALISIS
1. Larutan
NaCl ( garam ) merupakan larutan elektrolit kuat, karna pada saat pengujian di
dapatkan bahwa indikator lampu menyala terang dan terdapat banyak gelembung di
sekitar elektroda.
2. Larutan
Gula merupakan larutan non elektrolit karna pada saat pengujian tidak ada
gejala yang menunjukkan indicator lampu menyala dan tidak terdapat gelembung di
sekitar elektroda.
3. Larutan
asam cuka merupakan larutan elektrolit
lemah, karena gejala yang timbul adalah indicator lampu menyala redup dan masih
ada gelembung di sekitar elektroda meskipun tidak banyak.
Tabel Analisis Data
Jenis
Larutan
|
Reaksi yang timbul
|
Gambar
|
Keterangan
|
|
Lampu
|
Gelembung
|
|||
Garam (NaCl)
|
Menyala terang
|
Banyak gelembung
|
|
Elektrolit Kuat
|
Gula
|
Tidak menyala
|
Tidak ada gelembung
|
|
Non Elektrolit
|
Asam Cuka
|
Menyala redup
|
Sedikit gelembung
|
|
Elektrolit
Lemah
|
B. PEMBAHASAN
1.
Elektrolit Kuat
Larutan elektrolit kuat adalah larutan yang mempunyai daya
hantar listrik yang kuat, karena zat terlarutnya didalam pelarut
(umumnya air), seluruhnya berubah menjadi ion-ion (alpha = 1).
Yang tergolong elektrolit kuat adalah :
Yang tergolong elektrolit kuat adalah :
·
Asam-asam
kuat, seperti : HCl, HCl03, H2SO4, HNO3
dan lain-lain.
·
Basa-basa
kuat, yaitu basa-basa golongan alkali dan alkali tanah, seperti: NaOH, KOH,
Ca(OH)2, Ba(OH)2 dan lain-lain.
·
Garam-garam
yang mudah larut, seperti: NaCl, KI, Al2(SO4)3
dan lain-lain
2.
Elektrolit
Lemah
Elektrolit Lemah Larutan elektrolit lemah adalah larutan yang daya
hantar listriknya lemah dengan harga derajat ionisasi sebesar: O < alpha
< 1.
Yang tergolong elektrolit lemah:
a. Asam-asam lemah, seperti : CH3COOH, HCN, H2CO3, H2S dan lain-lain
b. Basa-basa lemah seperti : NH4OH, Ni(OH)2 dan lain-lain
c. Garam-garam yang sukar larut, seperti : AgCl, CaCrO4, PbI2 dan lain-lain
Yang tergolong elektrolit lemah:
a. Asam-asam lemah, seperti : CH3COOH, HCN, H2CO3, H2S dan lain-lain
b. Basa-basa lemah seperti : NH4OH, Ni(OH)2 dan lain-lain
c. Garam-garam yang sukar larut, seperti : AgCl, CaCrO4, PbI2 dan lain-lain
3. Non Elektrolit
Larutan non
elektrolit adalah
larutan yang tidak dapat menghantarkan arus listrik, karena zat terlarutnya di
dalam pelarut tidak dapat menghasilkan ion-ion (tidak mengion).
Tergolong ke dalam jenis ini misalnya:
- Larutan urea
- Larutan sukrosa
- Larutan glukosa
- Larutan alkohol dan lain-lain
Tergolong ke dalam jenis ini misalnya:
- Larutan urea
- Larutan sukrosa
- Larutan glukosa
- Larutan alkohol dan lain-lain
1. Membedakan Larutan Elektrolit dan
Larutan Non Elektrolit
Larutan elektolit dan non elektrolit dapat dibedakan dengan jelas dari sifatnya yaitu penghantaran Listrik.
Larutan elektolit dan non elektrolit dapat dibedakan dengan jelas dari sifatnya yaitu penghantaran Listrik.
a. Larutan Elektrolit
Dapat Menghantarkan Listrik.
Hal ini untuk pertama kalinya diterangkan oleh Svante August Arrhenius(1859-1927), seorang ilmuwan dari Swedia. Arrhenius menemukan bahwa zat elektrolit dalam air akan terurai menjadi partikel-partikel berupa atom atau gugus atom yang bermuatan listrik. Karena secara total larutan tidak bermuatan, maka jumlah muatan positif dalam larutan harus sama dengan muatan negatif.
Atom atau gugus atom yang bermuatan listrik itu dinamai ion. Ion yang bemuatan positif disebut kation, sedangkan ion yang bermuatan negatif disebut anion. Pembuktian sifat larutan elektrolit yang dapat menghantarkan listrik ini dapat diperlihatkan melalui eksperimen. Zat-zat yang tergolong elektrolit yaitu asam, basa, dan garam.
Contoh larutan elektrolit kuat:
Hal ini untuk pertama kalinya diterangkan oleh Svante August Arrhenius(1859-1927), seorang ilmuwan dari Swedia. Arrhenius menemukan bahwa zat elektrolit dalam air akan terurai menjadi partikel-partikel berupa atom atau gugus atom yang bermuatan listrik. Karena secara total larutan tidak bermuatan, maka jumlah muatan positif dalam larutan harus sama dengan muatan negatif.
Atom atau gugus atom yang bermuatan listrik itu dinamai ion. Ion yang bemuatan positif disebut kation, sedangkan ion yang bermuatan negatif disebut anion. Pembuktian sifat larutan elektrolit yang dapat menghantarkan listrik ini dapat diperlihatkan melalui eksperimen. Zat-zat yang tergolong elektrolit yaitu asam, basa, dan garam.
Contoh larutan elektrolit kuat:
·
Asam
kuat, antara lain: HCl, HClO3, HClO4, H2SO4,
HNO3 .
·
Basa
kuat, yaitu basa-basa golongan alkali dan
alkali tanah, antara lain : NaOH, KOH, Ca(OH)2, Mg(OH)2,
Ba(OH)2 .
·
Garam-garam
yang mempunyai kelarutan tinggi, antara lain :
NaCl, KCl, KI, Al2(SO4)3 .
Contoh larutan elektrolit lemah :
Contoh larutan elektrolit lemah :
·
Asam
lemah, antara lain: CH3COOH, HCN, H2CO3,
H2S .
·
Basa
lemah, antara lain: NH4OH, Ni(OH)2 .
·
Garam-garam
yang sukar larut, antara lain: AgCl, PbI2 CaCrO4, .
b.
Larutan Non Elektrolit Tidak Dapat Menghantarkan Listrik.
Adapun larutan non elektrolit terdiri atas zat-zat non elektrolit yang tidak dilarutkan ke dalam air tidak terurai menjadi ion ( tidak terionisasi ). Dalam larutan, mereka tetap berupa molekul yang tidak bermuatan listrik. Itulah sebabnya larutan non elektrolit tidak dapat menghantarkan listrik. Pembuktian sifat larutan non elektrolit yang tidak dapat menghantarkan listrik ini dapat diperlihatkan melalui eksperimen.
Contoh larutan non elektrolit : Larutan Gula (C12H22O11), Etanol (C2H5OH), Urea (CO(NH)2), Glukosa (C6H12O6), dan lain-lain.
Adapun larutan non elektrolit terdiri atas zat-zat non elektrolit yang tidak dilarutkan ke dalam air tidak terurai menjadi ion ( tidak terionisasi ). Dalam larutan, mereka tetap berupa molekul yang tidak bermuatan listrik. Itulah sebabnya larutan non elektrolit tidak dapat menghantarkan listrik. Pembuktian sifat larutan non elektrolit yang tidak dapat menghantarkan listrik ini dapat diperlihatkan melalui eksperimen.
Contoh larutan non elektrolit : Larutan Gula (C12H22O11), Etanol (C2H5OH), Urea (CO(NH)2), Glukosa (C6H12O6), dan lain-lain.
2. Cara
Larutan Elektrolit Menghantarkan Arus Listrik
Pada tahun 1884, Svante Arrhenius, ahli kimia terkenal dari Swedia
mengemukakan teori elektrolit yang sampai saat ini teori tersebut tetap
bertahan padahal ia hampir saja tidak diberikan gelar doktornya di Universitas
Upsala, Swedia, karena mengungkapkan teori ini. Menurut Arrhenius, larutan
elektrolit dalam air terdisosiasi ke dalam partikel-partikel bermuatan listrik
positif dan negatif yang disebut ion (ion positif dan ion negatif) Jumlah
muatan ion positif akan sama dengan jumlah muatan ion negatif, sehingga muatan
ion-ion dalam larutan netral. Ion-ion inilah yang bertugas mengahantarkan arus
listrik.
” Larutan
elektrolit dapat menghantarkan listrik karena mengandung ion-ion yang dapat
bergerak bebas. Ion-ion itulah yang menghantarkan arus listrik melalui
larutan”.
BAB IV
PENUTUP
A.KESIMPULAN
Larutan NaCl yang dialiri arus listrik
memiliki banyak gelembung dan lampu
menyala terang. Ini menunjukkan bahwa larutan NaCl termasuk elektrolit kuat.
Larutan gula gejala yang timbul adalah tidak adanya gelembung gas,dan
lampu tidak menyala,sehingga larutatn disebut larutan nonelektrolit.
Larutan asam cuka gejala yang
timbul adalah gelembung sedikit dan lampu menyala redup,sehingga larutan disebt
larutan elektrolit lemah.
Dapat disimpulkan bahwa suatu larutan akan dapat menghantarkan listrik
apabila larutan tersebut memiliki ion-ion yang bergerak bebas, tapi apabila
ion-ion berbentuk rapat dan kuat, sehingga tidak dapat bergerak bebas maka
larutan tersebut tidak dapat menghantarkan listrik.
Arus listrik pada kawat penghantar merupakan electron sedangkan arus
listrik dalam larutanmerupakan aliran muatan (ion-ion) dan HCL merupakan contoh
dari larutanelektrolit kuat.
B.SARAN
Berdasarkan
kesimpulan diatas, maka diajukan beberapa saran berikut :
1.
Kepada siswa yang melakukan penelitian
harap berhati-hati dalam menggunakan alat-alat laboratorium.
2.
Melakukan penelitian larutan harus didampingi oleh tutor
3.
Bagi masyarakat dan siswa, agar dapat
membedakan larutan elektrolit dan non elektrolit dalam kehidupan sehari-hari.
4.
Bagi penulis, agar dapat menjadikan
laporan praktikum ini sebagai salah satu bahan untuk memperoleh tambahan
pengetahuan.
DAFTAR
PUSTAKA
Wikipedia. (2014).
“Larutan” [online] Tersedia : http://id.m.wikipedia.org/wiki/Larutan
[diakses tanggal 11 Februari 2015].
Marioatha. (2014).
“Pengertian Metode Praktikum” [online] Tersedia: http://www.marioatha.
blogspot.com/2014/04/pengertian-metode-praktikum-menurut-para-ahli.html.
[diakses tanggal 11 Februari 2015
Zhamal, (2008) ”larutan elektrolit dan noelektrolit”[online] Tersedia: http://catatanzhamal